My Story: Psikologi.. It's a Choice (Part 2)


Berlanjut ketika harus menentukan langkah berikutnya yaitu pemilihan jurusan kuliah. Dengan passion yang sudah kuketahui sejak awal memang sangat mudah bagi untuk menentukan bahwa akan memilih jurusan psikologi. Namun tantangan terbesarnya adalah meyakinkan keluargaku bahwa jurusan ini adalah yang paling tepat untukku.

Sangat tidak mudah untuk menjalaninya karena harapan besar ibuku yang single mother, kakakku, serta keluarga besar ayahku untuk bisa memilih jurusan lain terutama kedokteran mengingat keluarga kami mayoritas adalah dokter. Merealisasikan impian ayahku agar anaknya menjadi dokter adalah sangat penting apalagi karena mereka menganggap sebelah mata jurusan yang kupilih ini. Bagi mereka psikologi sangat tidak mempunyai masa depan dan tidak dapat diandalkan untuk mencari pekerjaan. Bukan bermaksud tidak berbakti pada orangtua terutama ayahku yang sudah tiada, bagiku justru sangat berkebalikan karena selama manusia masih berinteraksi dengan manusia lain pasti akan membutuhkan ilmu psikologi untuk saling memahami.

Impianku tentang masa depan sudah tergambar jelas sejak SMA dan psikologi adalah satu-satunya jalan awal yang harus kutempuh untuk mencapainya, sehingga apapun yang terjadi aku tetap berpendirian teguh pada keputusanku ini. Setelah melalui perdebatan yang panjang, pengurasan emosi dan bercucuran air mata akhirnya aku direstui untuk mengambil jurusan ini. Apa yang membuat mereka mengabulkan permintaan ini? Aku mengancam.. tidak akan kuliah jika tidak dijurusan ini. (gila kan??)

Akhirnya dengan antusias masuk kuliah yang sesuai dengan passion. Meskipun memang aku menjalaninya dengan tidak maksimal karena banyaknya penyesuaian dan godaan yang harus aku taklukan agar bisa bertahan terutama dengan diriku sendiri. Aku memang bukan termasuk mahasiswa yang pintar di antara teman seangkatanku dan sering sekali dihantui rasa malas. Tapi aku tidak pernah melupakan esensiku kenapa harus masuk psikologi: Untuk mengaplikasikannya ke kehidupanku. Ada yang bilang bahwa masuk psikologi itu berobat jalan dan menurutku sangat benar sekali. Seringkali dihadapkan dengan diriku untuk memahami diri sendiri dan orang lain serta bisa memberikan solusi yang tepat. Bahkan beberapa kali aku berhasil menerapkannya di kehidupan nyata. Bukankah itu yang terpenting saat kita mempelajari ilmu ini?

Dan aku tidak pernah menyesal masuk psikologi karena ini adalah.... pilihanku.

Komentar

Postingan Populer